Jika saja Menulis Blog semudah Menulis Status Facebook dan Twitter
Beberapa waktu lalu saya pernah menulis status di Facebook “Kalo ada yang lama update blog gitu, kok rasanya aku seneng ya? Merasa ada temen”
Tak menunggu lama, selang 2 menit kemudian beberapa orang teman mengamini status saya. Yang artinya mereka setuju, bahwa kadang mengupdate sebuah blog itu gak gampang. Setidaknya tidak segampang saat kita menulis status di Facebook atau ngetwit diTwitter.
Kenapa?
Jawabannya kompleks.
Yang pertama, karena menulis status facebook atau twitter tak membutuhkan kata-kata banyak. Bahkan di twitter hanya dibatasi sampai 140 karakter. Meski di blog juga tak ada yang melarang kalau kita menulis postingan dengan hanya 1 paragraf saja, tapi rata-rata blogger merasa “tabu” kalau menulis hanya beberapa kalimat saja.
Kedua, kadang kita merasa terlalu idealis sebagai seorang blogger. Kita ingin dianggap sempurna sebagai seorang penulis. Pengin nulis sesuatu yang beda dan paling bagus untuk ditampilkan ke visitor. Malu rasanya kalau blog kita ini dianggap blog dengan postingan “sampah” yang hanya penuh dengan gossip artis atau postingan gak bermutu yang hanya mencomot ide dari blog lain.
Ketiga, karena ingin dianggap sempurna itulah maka kita juga ingin tampilannya sempurna juga. Mengutak-atik template blog dengan menambahi pernak-pernik widget disana sini. Mengganti header dengan gaya se-elegant mungkin dan “aku banget”. Tak puas dengan semua itu, ketika melihat ada blog yang tampilannya lebih bagus, belum ada seminggu ganti template lagi. Seakan ngeblog itu seperti sebuah fashion show yang juga harus mengikuti trend *pengalaman pribadi*
Karena saking asyiknya ngutak-atik template dengan tampilan yang sekeren mungkin, sampai lupa bila seminggu belum juga update tulisan di blog dan gak sempat blog walking lagi.
Selama setengah tahun saya ngeblog, dari hari ke hari telah berlalu, banyak sekali teman-teman blogger yang pada “berguguran” di tengah jalan. Mereka berhenti ngeblog. Semangat 45 pada saat awal ngeblog dengan segala konsepnya hilang menguap entah kemana.
Saya juga pernah merasa demikian. Terutama ketika saya mengalami block writer dengan blog saya erica furanshizuka. Saya bingung mau posting apaan. Padahal rencana semula, blog itu adalah blog khusus tentang pandangan saya tentang beberapa hal, rada-rada serius, sok idealis dan sok pinter. Tapi kemudian saya bingung sendiri. Mau nulis opo to? Wong ilmu saya ya cuma secetek itu. Kok rasa-rasanya gak ada yang tepat.
Tapi sekarang saya justru santai mengudate blog itu, karena saya bisa menulis apa saja. Faktual atau non faktual, gossip artis atau news. Biarin orang mau bilang, postingan trending, murahan, infotainment atau apa.
EGP aja yang penting tetap blogging dengan gaya tulisan sendiri.
Saat kita menulis status di facebook atau ngetwit rasanya seperti hanya menulis spontan apa yang kita rasakan saat itu. Santai dan tak ada beban sama sekali. Sampai sekarangpun rasanya jarang banget ada keluhan “buntu” ide menulis status facebook.
Sebenarnya merawat blog itu santai saja. Rileks dan dibuat senang-senang saja. Gak perlu harus membuat postingan yang “wah” atau “berbobot”. Terlalu “berbobot” malah akan jadi beban. Padahal kalo kita mengerjakan sesuatu dengan santai dan gembira hasilnya pasti akan beda.
Kalau belum sempat, ya gak usahlah ditengok dahulu. Ada banyak hal lain di dunia ini yang menarik, dan perlu dilihat selain blog dan dunia online lainnya.
Anggap saja kita sedang menulis status Facebook hari ini. Apa yang kita lihat kita temui bisa ditulis menjadi sebuah posting terserah panjang atau hanya beberapa kalimat itu tidak penting.
Kalo mau posting foto yang posting aja. Terserah orang mau bilang kita ini narsis. Taruhan kepala berjenggot, siapa sih yang gak suka nglihat foto-foto orang dipajang? Apalagi yang difoto cantik.
Intinya, kita memberi sesuatu. Besok, beri lagi. Lusa, berikan lagi, sebanyak-banyaknya.
Setelah memberi, besok pasti ada yang kembali. Banyak orang yang akan menginginkan sesuatu dari kita lagi. Karena kita dibutuhkan untuk bisa berbagi. Believe it that we are a unique person.
The first rule of blogging: write your feel. Safely done.
Setidaknya itu menurut saya sih…
Diposkan oleh erica furanshizuka di 08:43 Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Berbagi ke Twitter
Berbagi ke Facebook
Berbagi ke Google Buzz
0 komentar:
Poskan Komentar
Link ke posting ini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar