Abstraksi
Penggunaan teknologi
informasi sudah sangat menjadi suatu kebutuhan bagi kita. Pentingnya mengetahui
segala hal yang berkaitan dengan teknologi merupakan sebuah kewajiban.
Arsitektur telematika merupakan salah satu bagian penting dalam perkembangan
teknologi informasi. Bagaimana memanfaatkan teknologi yang ada untuk
kelangsungan perkembangan teknologi itu sendiri. Peran penting
Arsitektur bukan hanya dalam dunia computer saja tetapi dapat diaplikasi
dalam kehidupan sehari-hari. Mengetahui peran serta kegunaan Arsitektur
telematika merupakan sebuah hal yang baik.
Pendahuluan
Arsitektur
aplikasi merupakan suatu desain aplikasi yang terdiri dari komponen-komponen
yang saling berinteraksi satu sama lain. Biasanya juga disebut dengan infrastruktur
aplikasi. Cara komunikasi komponen – komponen tersebut melalui network atau
jaringan yang saling terhubung. Terdapat beberapa macam Arsitektur aplikasi,
diantaranya Stand Alone, Client Server, dan Trhee Tier. Selain ketiga
arsitektur tersebut, Clustering dan DRC (Disaster Recovery Center) merupakan
suatu metode tambahan pada arsitektur aplikasi yang lazim digunakan untuk
menjaga availability suatu system. Dalam proses telematika, jaringan computer
sangatlah dibutuhkan agar setiap computer dapat saling berinteraksi satu dengan
yang lainnya.
Arsitektur
Telematika
Istilah
arsitektur dapat diartikan sebagai perancangan atau desain dari sebuah
aplikasi, atau dimana suatu komponen membentuk suatu sistem yang diolah dan
dilokalisasi agar dapat saling berinteraksi. Arsitektur telematika adalah
sebuah aplikasi yang secara logic berada diantara lapisan aplikasi yang dapat
meningkatkan hubungan jaringan komunikasi dengan teknologi komunikasi.
Element
Utama Arsitektur
1.
Arsitektur sistem pemrosesan,
menentukan standar teknis untuk hardware, lingkungan sistem operasi, dan
software aplikasi, yang diperlukan untuk menangani persyaratan pemrosesan
informasi perusahaan dalam spektrum yang lengkap. Standar merupakan format,
prosedur, dan antar muka, yang menjamin bahwa perlengkapan dan software dari
sekumpulan penyalur akan bekerja sama.
2.
Arsitektur telekomunikasi dan
jaringan, menentukan kaitan di antara fasilitas komunikasi perusahaan, yang
melaluinya informasi bergerak dalam organisasi dan ke peserta dari organisasi
lain, dan hal ini juga tergantung dari standar yang berlaku.
3.
Arsitektur data, sejauh ini
merupakan yang paling rumit diantara ketiga arsitektur di atas, dan termasuk
yang relatif sulit dalam implementasinya, menentukan organisasi data untuk
tujuan referensi silang dan penyesuaian ulang, serta untuk penciptaan sumber
informasi yang dapat diakses oleh aplikasi bisnis dalam lingkup luas.
Dengan
kemajuan teknologi telekomunikasi dan teknologi informasi atau lebih dikenal
dikenal dengan istilah Telematika atau dalam istilah asingnya ICT (Information
and Communication Technology) menawarkan sesuatu yang pada awal perkembangan
komputer sangatlah mahal yaitu mini komputer, workstation dan personal komputer
yang memiliki kemampuan setara mainframe dengan harga yang jauh lebih murah.
Hal itu mendorong munculnya paradigma baru dalam pemrosesan data yaitu apa yang
disebut Distributed Processing dimana sejumlah komputer mini komputer,
workstation atau personal komputer menangani semua proses yang didistribusikan
secara phisik melalui jalur jaringan komunikasi.
Model
Arsitektur Telematika
Arsitektur
Mainframe
Pada
arsitektur ini, terdapat sebuah komputer pusat (host) yang memiliki sumber daya
yang sangat besar, baik memori, processor maupun media penyimpanan. Mainframe
menyediakan sedikit waktu dan sebagian memorinya untuk setiap pemakai (user),
kemudian berpindah lagi kepada pemakain lain, lalu kembali kepemakai yang
pertama. Perpindahan ini tidak dirasakan oleh pemakai, seolah-olah tidak ada
apa-apa. Jenis komputer ini memiliki suatu Central Processing Unit, Storage
Device yang agak besar (kira-kira sebesar 2 lemari pakaian) dan ditempatkan
pada tempat tersendiri. Peralatan CPU dan Storage tersebut dihubungkan dengan
banyak terminal yang terdiri dari keyboard dan monitor saja. Melalui komputer
terminal, pengguna mengakses sumber daya tersebut. Komputer terminal hanya
memiliki monitor/keyboard dan tidak memiliki CPU. Semua sumber daya yang
diperlukan terminal dilayani oleh komputer host. Model ini berkembang pada
akhir tahun 1980-an.
Arsitektur
File Sharing
Pada
arsitektur ini komputer server menyediakan file-file yang tersimpan di media
penyimpanan server yang dapat diakses oleh pengguna. Arsitektur file sharing
memiliki keterbatasan, terutama jika jumlah pengakses semakin banyak serta
ukuran file yang di shaing sangat besar. Hal ini dapat mengakibatkan transfer
data menjadi lambat. Model ini populer pada tahun 1990-an.
Arsitektur
Client/Server
Karena
keterbatasan sistem file sharing, dikembangkanlah arsitektur client/server. Dengan
arsitektur ini, query data ke server dapat terlayani dengan lebih cepat karena
yang ditransfer bukanlah file, tetapi hanyalah hasil dari query tersebut. RPC
(Remote Procedure Calls) memegang peranan penting pada arsitektur
client/server. Client server dapat dibedakan menjadi dua, yaitu model Two-tier
dan Three-tier.
1.
Model
Two-tier
Model Two-tier terdiri dari tiga
komponen yang disusun menjadi dua lapisan : client (yang meminta serice) dan
server (yang menyediakan service). Tiga komponen tersebut yaitu :
-
User Interface adalah antar muka program
aplikasi yang berhadapan dan digunakan langsung oleh user.
-
Manajemen Proses.
-
Database.
Model
ini memisahkan peranan user interface dan database dengan jelas, sehingga
terbentuk dua lapisan. Tingkat pertama dari model two-tier adalah client tier
atau presentation layer yang dijalankan pada client. Tingkat ini mengandung
kode yang menampilkan data dan berinteraksi dengan user. Aplikasi client
meminta data dari database dan menampilkannya pada salah satu atau lebih form
tampilan. Setelah data berada pada komputer client aplikasi, kita bisa
memprosesnya dan menampilkannya dengan berbagai cara. Komputer client mampu
memanipulasi data secara lokal dan server tidak dilibatkan didalam proses ini.
Jika user mengedit sebuah field aplikasi, user juga bisa meng- update database.
Tingkat kedua adalah database server atau DBMS tingkatan ini memanipulasi objek
yang sangat komplek yaitu database. DBMS banyak menerima permintaan semacam
yang sangat sulit dari client dan server harus bisa melayani semua permintaan
client tersebut. Tugas dari server adalah mengambil data yang dibutuhkan dan
mengirimkannya kepada client.
2. ModelThree-tie
Pada
model ini disisipkan satu layer tambahan diantara user interface tier dan
database tier. Tier tersebut dinamakan middle-tier. Middle-Tier terdiri dari
bussiness logic dan rules yang menjembatani query user dan database, sehingga
program aplikasi tidak bisa mengquery langsung ke database server, tetapi harus
memanggil prosedur-prosedur yang telah dibuat dan disimpan pada middle-tier.
Dengan adanya server middle-tier ini, beban database server berkurang. Jika
query semakin banyak dan/atau jumlah pengguna bertambah, maka server-server ini
dapat ditambah, tanpa merubah struktur yang sudah ada. Ada berbagai macam
software yang dapat digunakan sebagai server middle-tier.
Contohnya
MTS (Microsoft Transaction Server) dan MIDAS.Model dua tingkat adalah
arsitektur yang sangat efisien untuk aplikai datasbase, biasanya aplikasi dua
tingkat ini dijalankan pada LAN yang kecil. Bentuk yang paling lengkap dari
aplikasi database adalah three-tier .Tingkat ini adalah sebuah objek yang ada
diantara aplikasi client-server. Yang merupakan suatu class atau banyak class
yang memiliki beberapa method dan mengurung client dari server. Aplikasi client
bisa memanggil method objek yang berada pada middle-tier dan mendapatkan
hasilnya. Keuntungan dari middle-tier adalah lapisan mengisolasi client dari
server. Client tidak lagi mengakses database tetapi mengambil method yang dimiliki
oleh objek-objek pada middle-tier. Aplikasi yang terstruktur dengan baik
mengimplementasikan operasi-operasi di dalam middle-tier. Selain itu client
tidak perlu tahu bagaimanana setiap pelanggan disimpan dalam database. Jika dia
bisa memanggil method addCustomer() dan mengirimkan nilai-nilai pada field
(nama pelanggan, alamat dsb) sebagai argumennya, middle-tier akan menyisipkan
informasi baru kedalam database dan mengembalikan nilai true jika semua
berjalan lancar atau pesan error jika terjadi kesalahan.
Daftar
Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar